Di antara sholat lima waktu, sholat shubuh punya keistimewaannya sendiri. Sholat itu dilakukan di awal perlawanan harian kita melawan diri sendiri. Melawan kantuk dan malas. Sedang sholat-sholat yang lain, secara umum dilakukan dalam kondisi kita terjaga. Tentu dengan pengecualian bagi mereka yang seluruh harinya adalah tidur.
Sholat shubuh adalah kekuatan. Kekuatan yang hanya bisa didapatkan oleh orang-orang yang kuat. Kita menjadi benar-benar kuat bila mengambil sumber kekuatan dari Yang Maha Kuat. Maka sholat shubuh, pada dasarnya ini adalah soal bagaimana mengambil energi dari langit.
Sholat shubuh adalah perlawanan. Perlawanan yang hanya bisa dimenangkan oleh orang-orang kuat. Ketika syetan mengubah telinga-telinga manusia menjadi kubangan kencing, orang-orang lemah terlelap kembali. Dan pagi berlalu tanpa sempat mengambil energi kekuatan. Sementara orang-orang kuat bergegas dengan semangatnya melawan tipu daya syetan. Saat syetan mengikat tiga ikatan, orang-orang mukmin yang kuat melawannya, mengurai ikatan itu satu demi satu. Dengan bangun lalu berdo’a, ikatan pertama pun lepas. Dengan berwudhu ikatan kedua lepas, lalu dengan sholat, ikatan ketiga pun lepas.
Di shubuh itu hanya orang-orang kuat yang mampu menyertai malaikat siang dan malaikat malam yang sedang berkumpul. Hanya orang-orang kuat yang mampu sholat shubuh dalam susana hening dan penuh pengharapan, agar amalnya dilaporkan para malaikat itu ke langit dalam kabar yang menggembirakan. Tentu, Allah Maha tahu apa yang terjadi pada-hamba-Nya. Di Shubuh yang dingin itu ada perjumpaan dengan malaikat. Di sana ada kebersamaan dengan malaikat. Tiada hari yang lebih menyenangkan, melebihi hari di mana kita bersama-sama dengan malaikat Allah, memohon ampunan dan memohon kekuatan.
Sumber kekuatan harian itu dimulai di sini. Di Shubuh itu. Satuan-satuan waktu yang kita pakai untuk bertarung menundukkan kehidupan ini adalah satuan harian. Maka setiap hari pula kita memasuki dunia baru, hidup baru, masalah baru, suasana baru, dan tantangan baru. Maka setiap hari kita perlu kekuatan baru, kesegaran baru, semangat baru untuk mengawali segala tantangan yang baru. Sumber kekuatan harian itu dimulai di sini. Di Shubuh itu.
Perlawanan terbesar dalam hidup dimulai dari sini. Dari perlawanan kita terhadap diri sendiri di shubuh yang dingin dan menenggelamkan. Setelah itu segalanya menjadi ringan. Semakin banyak orang malas sholat shubuh, akan semakin banyak orang-orang yang lemah. Semakin sedikit orang yang mau sholat shubuh tepat waktu, semakin sedikit pula orang-orang kuat.
Maka bila suatu negeri yang kaya raya ternyata terus terpuruk, jatuh dan tenggelam dalam kesulitan demi kesulitan, itu hanya gambaran betapa penduduknya kebanyakan adalah orang-orang lemah. Terlalu banyak orang yang tidak jujur, Terlalu banyak orang-orang munafik. Negara ditipu. Rakyat dikhianati. Apa kaitannya dengan sholat shubuh? Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan sholat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Qs. An-Nisa‘. 142). Lalu Rasulullah menegaskan, sholat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah sholat isya’ dan sholat shubuh.
Tak berlebihan bila di negeri kita yang kaya raya ini, terlalu banyak permasalahan yang terus menerus terjadi. Sebab yang menghadapi masalah kebanyakan adalah orang-orang lemah. Terlalu banyak orang munafik. Terlalu banyak orang yang malas sholat. Terlalu banyak orang yang berlambat-lembat menunaikan sholat shubuh. Bahkan, terlalu banyak orang yang secara sengaja tidak melaksanakan sholat shubuh. Padahal, suatu hari Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, “Amal apa yang paling mulia?" Rasul menjawab pertama kali dengan mengatakan, "Sholat tepat waktunya."
Sebuah perjuangan harus kita mulai di sini. Di shubuh ini. Bila lagi dan lagi shubuh kita terlambat, kita hanya akan melengkapi deretan generasi belakangan yang jelek dan menyia-nyiakan sholat. Negeri ini hanya akan bisa bangkit di tangan orang-orang kuat, yang punya energi shubuh. Wallahu’alam.
sumber: Kajian Fiqh & Syariah Islam
Sholat shubuh adalah kekuatan. Kekuatan yang hanya bisa didapatkan oleh orang-orang yang kuat. Kita menjadi benar-benar kuat bila mengambil sumber kekuatan dari Yang Maha Kuat. Maka sholat shubuh, pada dasarnya ini adalah soal bagaimana mengambil energi dari langit.
Sholat shubuh adalah perlawanan. Perlawanan yang hanya bisa dimenangkan oleh orang-orang kuat. Ketika syetan mengubah telinga-telinga manusia menjadi kubangan kencing, orang-orang lemah terlelap kembali. Dan pagi berlalu tanpa sempat mengambil energi kekuatan. Sementara orang-orang kuat bergegas dengan semangatnya melawan tipu daya syetan. Saat syetan mengikat tiga ikatan, orang-orang mukmin yang kuat melawannya, mengurai ikatan itu satu demi satu. Dengan bangun lalu berdo’a, ikatan pertama pun lepas. Dengan berwudhu ikatan kedua lepas, lalu dengan sholat, ikatan ketiga pun lepas.
Di shubuh itu hanya orang-orang kuat yang mampu menyertai malaikat siang dan malaikat malam yang sedang berkumpul. Hanya orang-orang kuat yang mampu sholat shubuh dalam susana hening dan penuh pengharapan, agar amalnya dilaporkan para malaikat itu ke langit dalam kabar yang menggembirakan. Tentu, Allah Maha tahu apa yang terjadi pada-hamba-Nya. Di Shubuh yang dingin itu ada perjumpaan dengan malaikat. Di sana ada kebersamaan dengan malaikat. Tiada hari yang lebih menyenangkan, melebihi hari di mana kita bersama-sama dengan malaikat Allah, memohon ampunan dan memohon kekuatan.
Sumber kekuatan harian itu dimulai di sini. Di Shubuh itu. Satuan-satuan waktu yang kita pakai untuk bertarung menundukkan kehidupan ini adalah satuan harian. Maka setiap hari pula kita memasuki dunia baru, hidup baru, masalah baru, suasana baru, dan tantangan baru. Maka setiap hari kita perlu kekuatan baru, kesegaran baru, semangat baru untuk mengawali segala tantangan yang baru. Sumber kekuatan harian itu dimulai di sini. Di Shubuh itu.
Perlawanan terbesar dalam hidup dimulai dari sini. Dari perlawanan kita terhadap diri sendiri di shubuh yang dingin dan menenggelamkan. Setelah itu segalanya menjadi ringan. Semakin banyak orang malas sholat shubuh, akan semakin banyak orang-orang yang lemah. Semakin sedikit orang yang mau sholat shubuh tepat waktu, semakin sedikit pula orang-orang kuat.
Maka bila suatu negeri yang kaya raya ternyata terus terpuruk, jatuh dan tenggelam dalam kesulitan demi kesulitan, itu hanya gambaran betapa penduduknya kebanyakan adalah orang-orang lemah. Terlalu banyak orang yang tidak jujur, Terlalu banyak orang-orang munafik. Negara ditipu. Rakyat dikhianati. Apa kaitannya dengan sholat shubuh? Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan sholat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Qs. An-Nisa‘. 142). Lalu Rasulullah menegaskan, sholat yang paling berat bagi orang-orang munafik adalah sholat isya’ dan sholat shubuh.
Tak berlebihan bila di negeri kita yang kaya raya ini, terlalu banyak permasalahan yang terus menerus terjadi. Sebab yang menghadapi masalah kebanyakan adalah orang-orang lemah. Terlalu banyak orang munafik. Terlalu banyak orang yang malas sholat. Terlalu banyak orang yang berlambat-lembat menunaikan sholat shubuh. Bahkan, terlalu banyak orang yang secara sengaja tidak melaksanakan sholat shubuh. Padahal, suatu hari Rasulullah ditanya oleh seorang sahabat, “Amal apa yang paling mulia?" Rasul menjawab pertama kali dengan mengatakan, "Sholat tepat waktunya."
Sebuah perjuangan harus kita mulai di sini. Di shubuh ini. Bila lagi dan lagi shubuh kita terlambat, kita hanya akan melengkapi deretan generasi belakangan yang jelek dan menyia-nyiakan sholat. Negeri ini hanya akan bisa bangkit di tangan orang-orang kuat, yang punya energi shubuh. Wallahu’alam.
sumber: Kajian Fiqh & Syariah Islam
0 komentar:
Posting Komentar